Gambar: bersamadakwah.net |
Mau sukses urusan jual beli? belajarlah sama orang Pidie! Mungkin diantara kita semua pernah terlintas dibenak, kenapa orang Sigli bisa sukses dalam berdagang? Kami menduga, banyak masyarakat Aceh belum menemui jawaban mengenai pertanyaan ini. Sebenarnya apa langkah yang mereka ambil untuk mendulang sukses? memang benar saja, bahwa rezeki itu sudah ada yang atur, namun usaha dan dedikasi kita adalah nomor satu.
kali ini kita membahas urusan jua-beli. dagang menurut devinisi sederhananya adalah menjual barang dengan harga tertentu dan tidak merubah bentuknya.
Di lain sisi,usaha jenis dagang juga memberikan banyak
keuntungan. Siapa yang tidak ingin mendapatkan tumpukan laba yang menggunung
dari usahanya, dari Arab sampai Indonesia tentu memiliki jawaban yang tidak
berbeda kami kira, Anda juga begitu kan?
Baiklah, ngomong-ngomong masalah usaha dagang, di Aceh
sendiri yang terkenal dengan masyarakatnya rata-rata pedagang adalah orang
Pidie, atau yang lebih dikenal dengan orang berpenduduk di Sigli.
Sebenarnya apa yang melatarbelakangi mereka hingga banyak
pedagang sukses lahir di daerah tersebut? Berikut ini kami akan memberikan
ulasan kepada Anda yang sudah tidak sabar lagi:
1.Mau mencoba
Apa pun yang kita
cita-citakan jika tidak ada keinginan untuk mencoba, maka jangan bermimpi untuk
mendapatkan itu. Tak terkecuali jadi pedagang, apalagi berkeinginan bisa punya
banyak toko di sana-sini.
Orang Pidie rata-rata sudah melewati tahap ini, sebelum
membuka usaha sendiri banyak diantara mereka yang ikut menrantau untuk menggali
ilmu dan pengalaman dengan menjadi pekerja di kedai-kedai orang, bisa jadi
orang se-kampung atau sama saudara.
Dari proses itulah mereka mendapat banyak pengalaman dan
pengetahuan berharga khususnya dalam hal menghitung berapa keuntungan serta
berapa modal yang dikeluarkan, maka tak heran jika kita melihat saat mereka
membuka usaha sendiri akan cepat menemui jalan sukses.
2.Fokus
Tidak hanya dalam urusan dagang saja, fokus memang harus
diadopsi oleh semua orang jika ingin mendulang sukses, dalam bidang pendidikan
saja jika tidak fokus untuk mendapatkan ilmu hanya tinggal cerita saja, saat
orang lain sudah berkembang jauh lebih pesat, justru kita harus tertinggal
sangat jarak dari mereka.
Dalam berdagang, fokus mutlak perlu, intinya mereka orang
Sigli yang sudah sukses tentu tidak pernah jauh dari kata tersebut, rata-rata
mereka tidak main-main dalam membangun bisnis dagang, tujuannya agar tidak
terpaksa gulung tikar.
3.Sabar
Memang kita sering mendengar, setiap orang itu punya kuota
kesabaran yang terbatas. Akan tetapi hal yang harus Anda ketahui. Orang Pidie
yang sukses berjualan biasanya mereka memaksakan diri untuk menjadi jiwa-jiwa
yang super sabar.
Tidak ada orang yang betah berlama-lama di tempat itu terus
atau di kedai berjualan, semua kita ingin mencari suasana baru, udara segar,
dan juga membutuhkan sedikit waktu untuk ber-refreshing seraya melihat
pemandangan yang indah pula. Namun orang Pidie mengeluarkan kesabaran extra
untuk menahan itu semua.
Terlebih lagi jika usaha yang mereka lakukan tak kunjung
ramai pengunjung, sabar adalah satu-satunya pilihan pahit yang harus dipilih.
Kendatipun demikian, orang Sigli punya segala jurus untuk melewati itu semua.
Hingga pada akhirnya mereka akan memetik semua hasilnya. Jauh-jauh hari pepatah
pernah mengatakan, “Apa yang kamu tuai itu yang kamu petik kelak.” Tidak
berbuat sama dengan tak ada hasil.
4. Tidak mudah menyerah dan selalu bangkit dari keterpurukan
Bak roda berputar, terkadang kita di bawah dan bisa jadi di
atas, Orang Pidie rata-rata tidak mudah patah arang, menjadi seorang pengusaha
harus benar-benar tahan banting, semua orang punya jatah untuk gagal, maka dari
itu orang Sigli menjadikannya sebagai bahan dorongan untuk terus bisa bertahan
di tengah gempuran badai sekali pun.
Apalagi mereka yang pernah merasakan sukses, maka untuk
berkata pulang kampung tidak ada dalam kamus orang Pidie. Tidak sedikit dari
mereka yang sukses pernah merasakan kegagalan dan kembali mencoba, hal itu
menjadi obat yang sangat ampuh buat mereka untuk kembali ke puncak kejayaan.
Oleh: Teuku Mukhlis, Alumnus Sekolah Hamzah Fansuri