IBS atau irritable bowel syndrome atau sindrom iritasi usus besar, sesuai dengan namanya, merupakan gangguan kronis yang memengaruhi usus besar (bukan perut, walaupun Anda merasa sakit di perut). Biasanya, IBS menyebabkan perut kram, diare, dan juga ketidaknyamanan lainnya.
Tak jarang, orang dengan IBS tidak mendapatkan bantuan sebagaimana mestinya. Alasannya ialah gejala IBS datang secara bertahap, mulai dari sakit biasa hingga kronis. Terkadang, rasa sakit sudah ada sejak anak-anak.
Namun, lantaran dianggap tak terlalu sakit atau hanya sakit maag biasa, lantas hanya diobati dengan obat warung. Ketika dewasa dan intensitas sakit bertambah parah, barulah menjenguk dokter.
Berikut adalah beberapa tanda sindrom iritasi usus besar dan bukan hanya sekadar sakit perut biasa.
1. Mengalami masalah pencernaan minimal satu hari dalam seminggu selama satu bulan terakhir
Kebanyakan penderita IBS berusia dewasa akan mengalami perubahan dalam kebiasaan BAB mereka, kata Dr. Shatnawei. Mungkin, kamu akan mengalami perubahan frekuensi BAB dan perubahan bentuk feses.
Periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami masalah pencernaan setidaknya satu hari dalam seminggu selama sebulan terakhir ini.
2. Mengalami dua gejala tertentu
Kebanyakan orang dengan IBS mengalami diare atau sembelit, perut bergas, kembung, ada lendir dalam feses, dan perut melilit.
Anda harus memiliki setidaknya dua gejala tersebut untuk memenuhi syarat bahwa Anda menderita IBS.
"Mungkin Anda diare dan perut bergas. Atau, sembelit dengan feses bercampur lendir," kata Abdullah Shatnawei, MD, seorang gastroenterologis di Cleveland Clinic.
"IBS dapat terjadi pada semua usia, tetapi lebih umum terjadi pada usia muda.". Kebanyakan orang dengan IBS didiagnosis pada usia 20-an.
3. Sakit di mana-mana di sekitar perut atau sakit di tempat yang berbeda setiap hari.
"Di mana rasa sakitnya?". Ini merupakan pertanyaan khas dokter kala menghadapi pasien. Namun, jika kamu memiliki IBS, Anda mungkin sulit untuk menjawabnya.
Dr. Shatnawei mengatakan bahwa sebagian besar rasa sakit terkait IBS bersifat nonspesifik alias bisa ada di mana-mana di sekitar perut, jarang terisolasi di area tertentu. Hal ini berbeda dengan usus buntu, yang terpusat di kuadran kanan bawah perut.
4. Dokter telah mengesampingkan kondisi kesehatan lainnya dan Anda diminta mengikuti tes kepekaan terhadap makanan
Gejala IBS dapat meniru gejala sakit lainnya, sehingga pada awal pemeriksaan, dokter perlu menjalankan tes tertentu untuk memastikan.
"Perbedaan gejala gastrointestinal sering samar-samar, misalnya antara infeksi bakteri, penyakit celiac, sensitivitas gluten, dan intoleransi laktosa," kata Darrell Gray, MD, gastroenterologis di University Wexner Medical Center Ohio State.
Memerhatikan detail saat Anda sakit dapat membantu mengidentifikasi masalah. Apakah setelah minum susu? Apakah setelah makan gluten? Kadang-kadang, Anda mungkin menderita IBS berbarengan dengan sakit pencernaan lainnya.
5. Tidak ada gejala darah dalam feses.
Ada tanda-tanda bahaya terkait sakit perut atau pencernaan yang mengharuskan Anda langsung ke dokter.
"Misalnya demam, berat badan turun secara tak sengaja, ada darah dalam fesesmu, rasa sakit melilit sehingga kamu terbangun dari tidur, dan anemia. Itu merupakan gejala tidak khas IBS dan dokter perlu melakukan tes untuk mengecualikan penyakit lain," kata Dr Gray.
Baca juga: 7 Bahaya Merokok bagi Kesehatan
Dengan gejala-gejala itu, mungkin saja sebenarnya kamu menderita infeksi gastrointestinal atau penyakit radang usus seperti Crohn atau juga kolitis ulserativa. Atau, kanker usus besar atau kanker rektum. Sebab kondisi-kondisi itu berpotensi mengancam jiwa atau bisa menyebabkan komplikasi, segeralah jadwalkan untuk bertemu dokter.
Irritable Bowel Syndrome (IBS) membutuhkan diagnosis yang eksklusif. Tidak ada tes yang cepat dan mudah untuk mengonfirmasi IBS.
Itulah kenapa sangat penting bagi dokter, untuk mengetahui dengan jelas semua gejala yang Anda rasakan.
Tak jarang, orang dengan IBS tidak mendapatkan bantuan sebagaimana mestinya. Alasannya ialah gejala IBS datang secara bertahap, mulai dari sakit biasa hingga kronis. Terkadang, rasa sakit sudah ada sejak anak-anak.
Namun, lantaran dianggap tak terlalu sakit atau hanya sakit maag biasa, lantas hanya diobati dengan obat warung. Ketika dewasa dan intensitas sakit bertambah parah, barulah menjenguk dokter.
Berikut adalah beberapa tanda sindrom iritasi usus besar dan bukan hanya sekadar sakit perut biasa.
1. Mengalami masalah pencernaan minimal satu hari dalam seminggu selama satu bulan terakhir
Kebanyakan penderita IBS berusia dewasa akan mengalami perubahan dalam kebiasaan BAB mereka, kata Dr. Shatnawei. Mungkin, kamu akan mengalami perubahan frekuensi BAB dan perubahan bentuk feses.
Periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami masalah pencernaan setidaknya satu hari dalam seminggu selama sebulan terakhir ini.
2. Mengalami dua gejala tertentu
Kebanyakan orang dengan IBS mengalami diare atau sembelit, perut bergas, kembung, ada lendir dalam feses, dan perut melilit.
Anda harus memiliki setidaknya dua gejala tersebut untuk memenuhi syarat bahwa Anda menderita IBS.
"Mungkin Anda diare dan perut bergas. Atau, sembelit dengan feses bercampur lendir," kata Abdullah Shatnawei, MD, seorang gastroenterologis di Cleveland Clinic.
"IBS dapat terjadi pada semua usia, tetapi lebih umum terjadi pada usia muda.". Kebanyakan orang dengan IBS didiagnosis pada usia 20-an.
3. Sakit di mana-mana di sekitar perut atau sakit di tempat yang berbeda setiap hari.
"Di mana rasa sakitnya?". Ini merupakan pertanyaan khas dokter kala menghadapi pasien. Namun, jika kamu memiliki IBS, Anda mungkin sulit untuk menjawabnya.
Dr. Shatnawei mengatakan bahwa sebagian besar rasa sakit terkait IBS bersifat nonspesifik alias bisa ada di mana-mana di sekitar perut, jarang terisolasi di area tertentu. Hal ini berbeda dengan usus buntu, yang terpusat di kuadran kanan bawah perut.
4. Dokter telah mengesampingkan kondisi kesehatan lainnya dan Anda diminta mengikuti tes kepekaan terhadap makanan
Gejala IBS dapat meniru gejala sakit lainnya, sehingga pada awal pemeriksaan, dokter perlu menjalankan tes tertentu untuk memastikan.
"Perbedaan gejala gastrointestinal sering samar-samar, misalnya antara infeksi bakteri, penyakit celiac, sensitivitas gluten, dan intoleransi laktosa," kata Darrell Gray, MD, gastroenterologis di University Wexner Medical Center Ohio State.
Memerhatikan detail saat Anda sakit dapat membantu mengidentifikasi masalah. Apakah setelah minum susu? Apakah setelah makan gluten? Kadang-kadang, Anda mungkin menderita IBS berbarengan dengan sakit pencernaan lainnya.
5. Tidak ada gejala darah dalam feses.
Ada tanda-tanda bahaya terkait sakit perut atau pencernaan yang mengharuskan Anda langsung ke dokter.
"Misalnya demam, berat badan turun secara tak sengaja, ada darah dalam fesesmu, rasa sakit melilit sehingga kamu terbangun dari tidur, dan anemia. Itu merupakan gejala tidak khas IBS dan dokter perlu melakukan tes untuk mengecualikan penyakit lain," kata Dr Gray.
Baca juga: 7 Bahaya Merokok bagi Kesehatan
Dengan gejala-gejala itu, mungkin saja sebenarnya kamu menderita infeksi gastrointestinal atau penyakit radang usus seperti Crohn atau juga kolitis ulserativa. Atau, kanker usus besar atau kanker rektum. Sebab kondisi-kondisi itu berpotensi mengancam jiwa atau bisa menyebabkan komplikasi, segeralah jadwalkan untuk bertemu dokter.
Irritable Bowel Syndrome (IBS) membutuhkan diagnosis yang eksklusif. Tidak ada tes yang cepat dan mudah untuk mengonfirmasi IBS.
Itulah kenapa sangat penting bagi dokter, untuk mengetahui dengan jelas semua gejala yang Anda rasakan.